WhatsApp Image 2020-01-21 at 16.55.16

HMASS.CO Mesir – Harakah Mahasiswa Alumni Santri Sidogiri (HMASS) Cabang Istimewa Mesir mengagendakan napak tilas ke makam para ulama yang karyanya dijadikan kurikulum di Madrasah Miftahul Ulum (MMU) Pondok Pesantren Sidogiri. Keputusan ini telah disepakati dan dilaporkan kepada Dewan Pengurus Pusat pada Rakercab (Rapat Kerja Cabang) HMASS Mesir yang dilaksanakan di Rumah Fismaba 2, St 14. Al Batnya El-Darb El Ahmar Cairo Governorate, Senin, (20/01).

Napak Tilas ini akan menjadi agenda rutin Divisi Dakwah dan Sosial dengan nama program Tour Religi. Kegiatan ini tidak sekadar ziarah dan bertawasul saja, namun akan lebih ditekankan pada pengenalan lebih lanjut mengenai profil dari shohibul makam. Mulai dari shirah kehidupannya dan ideologi pemikirannya. Mengingat dari hasil buah intelektualitas yang mereka tuangkan di dalam karya abadinya kita mempelajari ilmu pengetahuan dan agama.

“Sebagian besar kitab yang kita pelajari di Sidogiri pengarangnya disemayamkan di Negeri Kinanah ini. Insyaallah dalam waktu dekat, kita akan mengadakan ziarah ke makam langsung, baik yang ada di sekitar Kairo ataupun yang luar Kairo. Seperti di Aleksandria juga ada makam Imam Al-Bushiri, yang shalawat Burdah-nya dibaca tiap malam di Sidogiri,” ungkap Achmad Ilham Zamzami, Ketua HMASS Mesir dalam sambutannya.

Sebagaimana maklum, di Negeri Seribu Menara ini banyak sekali ditemukan makam para Imam dan Ulama. Di antaranya makam Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafiq bin Saib As-Syafii, Imam Zakariya Al-Anshari, Imam Jalaluddin As-Suyuti, Imam Ibnu Hajar Al-Haitami, Imam Ad-Dasuqi, Imam Dardir dan Imam Ibnu Atha’illah As-Sakandari.

Ketua PP HMASS Mas M. Syamsu-l Arifin Munawwir M.Psi. via telekonferensi sangat mengapresiasi agenda tersebut. Menurutnya HMASS Pasuruan telah mengadakan tour religi bersama seperti ini.

“Bahkan HMASS Pusat pun juga akan mengadakan napak tilas ke pesarean Masyayikh Sidogiri yang belum banyak diketahui oleh para santri, seperti pesarean Kiai Abu Dzarrin dan beberapa masyayikh lainnya. Kiai Nurchotim yang pesareannya berada di belakang Masjid Syaichona Chalil Bangkalan,” tukasnya.

Reporter : Muh. Kurdi Arifin

Silakan tulis komentar Anda

Tinggalkan Balasan