Kajian Aswaja HMASS

HMASS.CO, Yogyakarta- Harakah Mahasiswa Alumni Santri Sidogiri (HMASS) cabang Yogyakarta menggelar kajian Annajah III pada Selasa (16/07/19) di Aula Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Yogyakarta bekerjasam dengan Fakultas Tarbiyah IIQ. Kajian dengan tema “Selektif Belajar Ilmu Agama: Bedah Kitab Risalah Ahlisunnah Karya KH. Hasyim Asy’ari” ini menghadirkan Ustadz Alil Wafa, S.Pd.I, staf pengajar Pondok Pesantren Sidogiri dan Pemimpin Sidogiri Media, sebagai narasumber.
Dalam presentasinya, Ustadz Alil Wafa menjelaskan bahwa tidak semua orang dapat merujuk langsung kepada Al-Quran dan Sunah. Hanya orang yang benar-benar ahli dan telah diakui yang berhak merujuk langsung pada kedua sumber hukum itu. Nah, orang-orang yang ahli tersebut hanya sedikit dan berbatas. Mayoritas adalah orang awam. Karenanya, bagi orang awam harus ikut (taklid) kepada orang yang ahli. Tidak boleh langsung comot sendiri dari Al-Quran dan Sunnah.
Ustadz Alil Wafa menerangkan bahwa pada masa Rasulullah SAW hidup pun, ada shahabat yang tidak bisa memahami isi Al-Quran dengan tepat. Beliau mencontohkan QS. 2: 187 yang menjelaskan tentang kewajiban berpuasa mulai fajar terbit hingga matahari terbenam. Namun, karena dalam ayat tersebut menggunakan redaksi metafora, ada shahabat yang salah memahaminya hingga Nabi SAW menjelaskan maksud yang sebenarnya.
Kemudian, mengenai keharusan selektif belajar ilmu agama, Ustadz Alil Wafa menekankan tentang pentingnya sanad keilmuan dengan mengutip pernyataan Abdullah bin al-Mubarak berikut:
إن الإسناد من الدين، ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء
“Sanad itu bagian dari agama. Kalau lah tidak ada ilmu Isnad, pasti siapaun bisa berkata semaunya.”
Juga perkataan Imam Sufyan al-Tsauri:
الإسناد سلاح المؤمن فإذا لم يكن معه السلاح فبأي شيء يقاتل
“Sanad adalah senjatanya orang-orang beriman. Apabila tidak ada senjata tersebut, lalu dengan apa mereka berperang?”
Pada kajian Annajah kali ini, Dekan Fakultas Tarbiyah IIQ Dr. KH. Munjahid, M.Ag turut hadir dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau menyinggung tetang maraknya ustadz yang pengetahuan agamanya tidak mempuni. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan kajian ini dan menjelaskan kekagumannya terhadap Pondok Pesantren Sidogiri dan kekompokan para alumninya dalam menjalankan kegiatan, baik ngaji maupun kajian.
“Mengumpulkan para alumni itu sulit sekali. Ini, alumni Sidogiri bisa berkumpul tiap tiga dan satu bula sekali. Luar biasa!” kata beliau.[]

Reporter : Moh. Nadi                                           Editor     : Moh. Afifuddin

Silakan tulis komentar Anda

Tinggalkan Balasan