Kajian aswaja Hmass

HMASS.Co, Probolinggo –
PC HMASS Probolinggo bekerjasama dengan Mahasiswa Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (MATAN) Universitas Nurul Jadid, menyelenggarakan Kajian Ahlusunah wal Jamaah (Annajah) pada (20/7/19), di Aula MA NJ PP. Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.

Kajian yang dihadiri ratusan mahasiswa dan santri ini menghadirkan narasumber Mas M. Syamsul Arifin Munawwir, S.Psi, Staf Pengajar PP. Sidogiri dan Ketua Pengurus Pusat HMASS. Kajian ini bertemakan “Selektif Belajar Ilmu Agama, Bedah Kitab Risalah Ahlussunah wal Jamaah karya KH. Hasyim Asy’ari”.

Dalam pemaparannya, Mas Syamsul menyampaikan tentang pentingnya selektif dalam belajar ilmu agama dan pentingnya memiliki guru agama yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga kepada Rasulullah saw.

Dengan memiliki guru yang bersanad, maka kualitas dan validitas ilmu akan lebih terjaga. Sebaliknya bila belajar ilmu agama tanpa guru, atau tidak selektif memilih guru, maka dikhawatirkan akan terjerumus dalam kesesatan.

“Kiai Hasyim Asy’ari sangat mewanti-wanti agar selektif dalam belajar ilmu agama,” ungkapnya. Kalau belajar pada guru yang Sunni, maka akan ikut ajaran Sunni. Kalau belajar pada guru yang Syiah, maka bisa ikut ajaran Syiah. “Hati-hati, dari siapa belajar, maka akan ikut pada gurunya,” tegasnya.

Disampaikan pula bahwa seorang peneliti telah meneliti kitab “Risalah Ahlusunah wal Jamaah”. Kemudian menyimpulkan bahwa dalam kitab ini KH. Hasyim Asy’ari menekankan untuk berpedoman pada tiga hal, yaitu al-Qur’an, Sunah, dan ulama salaf.

Selain berpedoman pada al-Qur’an dan Sunah, penting juga untuk berpedoman pada pendapat ulama salaf. Belajar dan mengikuti pendapat ulama salaf Aswaja, yang memiliki ilmu yang bersambung sanad sampai pada Nabi.

Dijelaskan oleh Mas Syamsul, bahwa kiai-kiai PP. Sidogiri dan kiai-kiai PP. Nurul Jadid memiliki sanad keilmuan yang jelas dan bersambung hingga Rasulullah.

“KH. Zuhri (Pengasuh PP. Nurul Jadid, red) berguru kepada abahnya, KH. Zaini Mun’im, lalu KH. Zaini berguru kepada KH. Hasyim Asy’ari. Selain itu, KH. Zuhri ketika mondok di Sidogiri berguru kepada KH. Cholil Nawawie, dan Kiai Cholil mengaji kepada KH. Hasyim Asy’ari.” Terungkap pula bahwa Pendiri PP. Nurul Jadid KH. Zaini Mun’im juga memiliki sanad keilmuan dari PP. Sidogiri, Syaikhona Cholil Bangkalan, dan KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng.

Dari penjelasan narasumber disimpulkan bahwa sanad keilmuan santri Sidogiri dan Nurul Jadid bersambung pada KH. Hasyim, hingga Imam al-Ghazali, hingga Rasulullah saw.

Acara ini dihadiri Ketua MATAN Universitas Nurul Jadid Ust. Maghfur Ramdhani, S.Pd, Sekretaris PP HMASS Ust. Abdul Hafid Nur, SEI, MEI, dan Ketua PC HMASS Probolinggo Ust. Athoillah. Saat sesi tanya jawab, peserta tampak antusias berdialog dengan narasumber.

Reporter: Hafid
Editor     : Afifuddin

Silakan tulis komentar Anda

Tinggalkan Balasan