Kajian Aswaja HMASS HMASS.CO, Jakarta- Selasa (16/07/2019) Pengurus Cabang Jakarta Harakah Mahasiswa Alumni Santri Sidogiri (HMASS) menggelar kajian Ahlussunnah wal Jamaah (Annajah) ke-3 di Masjid Raya Nurussa’adah Tg. Priuk Jakarta. Kajian kali ini banyak dihadiri masyarakat sekitar dan juga Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) wilayah DKI Jakarta.

Tema kajian adalah “Selektif Belajar Ilmu Agama; Bedah Kitab Risalah Ahlus Sunnah wal Jamaah Karya KH. Hasyim Asy’ari”, dengan narasumber Ust. Nahdlor Tsana’i, staf pengajar di MMU Aliyah Pondok Pesantren Sidogiri dan dai di situs youtube Milleneal Show.

Dalam pemaparannya, Ustadz Nahdlor Tsana’i menjelaskan, boleh saja kita belajar pada siapapun, tapi ada dua golongan yang patut dihindari bahkan harus dijauhi, mengutip dari kalam Syekh Abdul Qadir al-Jiilani, bahwasanya ada 4 golongan manusia dilihat dari lisan dan hatinya sebagai berikut:
1.Orang yang tidak memiliki lisan dan hati. gambarannya adalah  orang yang durhaka, lalai, bodoh, maka jauhilah golongan ini.
2.Orang yang memiliki lisan tetapi tidak memiliki hati. gambarannya adalah orang yang fasih berkata-kata, bahkan ucapannya memiliki hikmah, tapi tidak pernah diamalkan. Dia suka mengajak orang beramal shaleh tetapi dia sendiri mengingkarinya. Golongan ini sebaiknya juga dijauhi.
3.Orang yang tidak memiliki lisan namun memiliki hati. Ini adalah orang mukmin yang disembunyikan Allah dari pandangan makhluk-Nya. Allah telah membukakan mata hatinya sehingga bisa melihat kekurangan dirinya dan mampu menerangi hatinya. Dengan golongan ini baiknya bergaullah dan berkhikmadlah kepadanya niscaya Allah juga akan mencintaimu.
4.Orang yang memiliki lisan dan memiliki hati. Gambarannnya adalah orang lapang hatinya menerima Ilmu Allah dan dengan lisannya mau mengajarkan dan mengamalkan ilmunya. Kepada golongan ini janganlah menjauh dan berselisih dengannya apalagi meninggalkan nasehatnya.

Beliau juga menerangkan bagaimana ulama dahulu sangat selektif betul dalam memilih guru, utamanya ilmu agama. Kalau kita sakit kita percayakan pada seorang dokter untuk merawat penyakit kita, demikian pula bila akidah keislaman kita bermasalah tentu kita harus mencari orang yang ahli dalam urusan akidah Islam untuk dijadikan guru bagi kita, jangan mencari tukang bangunan untuk mengobati luka, pasti tidak akan efektif dalam pengobatan, demikian pula jangan mengambil ilmu agama dari orang yang bukan ahlinya, apalagi pada orang yang suka berdusta.
Di akhir penjelasan, Ustadz Nahdlor Tsana’i menyampaikan pesan agar Risalah karya KH. Hasyim Asy-ari benar-benar bisa ajarkan kepada tunas-tunas bangsa, khususnya santri sebagai benteng Annajah.

Para peserta kajian termasuk Pengurus DKM sangat antusias, selain menambah wawasan juga agar masyarakat setempat mengerti pentingnya pendalaman Aswaja terutama yang buta dengan paham Aswaja, ujar para peserta terhadap Ketua PC HMASS DKI Jakarta.[]

Reporter : Ishomuddin                                         Editor     : Moh. Afifuddin

Silakan tulis komentar Anda

Tinggalkan Balasan