WhatsApp Image 2019-04-26 at 20.14.22

HMASS.CO, Pasuruan — Santri yang kuliah di perguruan tinggi dan berbaur dengan para mahasiswa di luar pesantren, diharapkan tidak terwarnai oleh pemikiran dan gaya hidup mahasiswa pada umumnya. Sebab mahasiswa yang hebat adalah mahasiswa yang tetap berpegang teguh pada nilai-nilai santri, sebagaimana didefinisikan oleh KH. Hasani Nawawie Sidogiri. Yaitu berpegang teguh pada al-Qur’an dan Hadis, serta teguh pendirian.

Demikian di antara isi taujihat (pengarahan) dari Katib (Sekretaris) Majelis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Mas d. Nawawy Sadoellah, yang dibacakan oleh Ketua PP HMASS, Mas M. Syamsul Arifin Munawwir, S.Psi, pada Rapat Koordinasi PP-PC Harakah Mahasiswa Alumni Santri Sidogiri (HMASS) se-Indonesia, di Gedung IASS, Pasuruan (22/4/19). Berikut isi taujihat selengkapnya.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه. أما بعد

Alhamdulillah, terlaksananya Rapat Koordinasi HMASS ini memiliki arti yang sangat penting bagi kita semua. Terlaksananya pertemuan ini menunjukkan bahwa roda organisasi masih berputar dengan benar, dan sirkulasi udaranya masih segar dan lancar. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa komitmen khidmah Saudara-saudara sekalian untuk ma’had (pesantren, red) dan umat masih kuat dan kokoh. Semoga kehadiran Saudara-saudara sekalian ke sini, dan kerelaan Saudara-saudara sekalian meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengikuti rapat koordinasi ini, tercatat sebagai khidmah yang tulus pada ma’had, yang bisa mengantarkan kita untuk mendapatkan ridho para Masyayikh.

Saudara-saudara para pengurus HMASS sekalian. Dalam beberapa kesempatan semacam ini, cukup sering saya sampaikan, bahwa saya lebih membanggakan “mahasiswa yang santri” daripada “santri yang mahasiswa”. Hal ini perlu untuk saya kemukakan berulang-ulang, agar jiwa dan karakter kesantrian tetap tertanam kuat dalam diri Saudara-saudara sekalian, sekalipun Saudara-saudara telah menjadi mahasiswa, dosen, dan orang-orang yang berkiprah di dunia akademisi kampus atau universitas. Karena bagaimanapun, mahasiswa yang kita kenal hari ini pada umumnya, memiliki karakter, pemikiran, perilaku, pandangan dan gaya hidup yang berbeda dengan kaum santri, sebagaimana pernah kita pelajari dan jalani di pesantren.

Nah, Saudara-saudara sebagai santri yang telah berbaur dengan para mahasiswa di luar, jangan sampai terwarnai oleh pemikiran dan gaya hidup mahasiswa pada umumnya. Sebab bagi kita, mahasiswa yang hebat bukan seperti mahasiswa yang ada di luar itu, akan tetapi mahasiswa yang tetap berpegang teguh pada nilai-nilai santri, sebagaimana didefinisikan oleh KH. Hasani Nawawi. Karena itu, Saudara-saudara sekalian harus menjadi ujung tombak Sidogiri dalam menyuarakan dan menyebarkan nilai-nilai kebenaran Islam di dunia kampus. Saya pikir, itulah salah satu peran penting yang harus kita ambil di dunia kampus, dan itulah alasan terbaik kenapa kita masih perlu memasuki dunia kampus hari ini.

Saudara-saudara para pengurus HMASS sekalian. Jika Saudara-saudara sekalian masuk ke dunia kampus, berbaur dengan para mahasiswa yang lain, namun tidak membawa misi untuk mewarnai mereka dengan nilai-nilai kesantrian, lalu hal urgen apa yang pantas membikin Saudara-saudara masuk ke sana, dan tetap bertahan di sana? Karena sudah merupakan fakta yang kita lihat bersama-sama, bahwa secara pergaulan, para mahasiswa pada umumnya tidak menggunakan standard halal-haram, bergaul dengan para mahasiswi tanpa ada perasaan takut dosa. Hal semacam ini tak boleh terjadi pada mahasiswa santri. Jika dalam hal ini Saudara-saudara sama saja dengan para mahasiswa yang lain, berarti saudara bukannya mewarnai, tapi malah terwarnai. Bukan menjadi “mahasiswa yang santri”, akan tetapi menjadi “santri yang mahasiswa”.

Begitu pula dalam hal pemikiran. Sudah menjadi fakta yang umum terjadi di mana-mana, bahwa trend pemikiran keislaman mahasiswa adalah pemikiran yang condong ke kiri, atau pemikiran yang liberal. Dan trend itu bukan hanya terjadi di kampus-kampus lokal saja, melainkan sudah merata, di banyak universitas Islam dunia. Kita lihat, misalnya, bagaimana sebagian alumni universitas Islam dari Mesir, justru banyak dari mereka yang menjadi liberal; rajin mengusung gagasan-gagasan liberalisme, seperti mendukung LGBT, kesetaraan gender, menggugat dan mendukung penghapusan perda-perda Syariah, sering melecehkan syariat Islam seperti hijab atau jenggot, dan bahkan sebagian ada yang melecehkan al-Qur’an dan Nabi.

Nah, Saudara-saudara sebagai mahasiswa santri, harus menunjukkan ketegasan sikap, untuk menolak pemikiran-pemikiran yang sudah jelas sesat tersebut. Maka Anda yang kebetulan sebagai mahasiswa, terlibatlah secara aktif dalam diskusi-diskusi kampus, dan sampaikan argumentasi-argumentasi yang kuat dan ilmiah, bahwa pemikiran-pemikiran tadi tidak benar secara ilmiah. Sedang bagi Anda yang kebetulan menjadi dosen, jangan sampai menjebak para mahasiswanya dengan pikiran-pikiran nyeleneh, yang bisa membikin mereka menjadi sesat. Menjadi kritis dan ilmiah tidak harus ditempuh dengan cara-cara yang bisa menyesatkan. Ingat, tanggung-jawab guru itu sangat berat, terutama di akhirat kelak.

Saudara-saudara para pengurus HMASS sekalian. Hal terakhir yang perlu saya sampaikan pada kesempatan ini adalah, kita harus selalu sadar bahwa segala pencapaian dan prestasi yang sudah kita raih hari ini; berhasil menjadi mahasiswa, menjadi sarjana, menjadi dosen, dan seterusnya, itu semua bukan murni dari jerih payah kita, juga bukan karena kemampuan dan kecerdasan kita semata. Di sadari atau tidak, capaian dan prestasi kita hari ini tak lain berkat doa dari para Masyaikh, para guru, dan orang tua kita. Tanpa doa dan bimbingan mereka, bisa jadi Saudara-saudara tak akan pernah menjadi seperti hari ini.

Karena itu, semakin tinggi prestasi dan pencapaian yang Saudara-saudara raih, dan semakin cemerlang karir yang telah Saudara-saudara capai, semestinya hal itu membikin Saudara-saudara semakin taat dan berbuat baik kepada para guru dan orang tua Saudara-saudara sekalian. Ketaatan hakiki adalah kunci untuk membuka pintu-pintu keberkahan. Ketaatan hakiki artinya adalah ketaatan yang tulus dan benar, dilandasai oleh kesungguhan berbakti kepada orang-orang yang kita hormati, bukan ketaatan palsu dan semu yang hanya didorong oleh hawa nafsu, yang justru akan menjebak kita pada kesengsaraan duniawi dan ukhrawi. Na’udzubillah min dzalik.

Semoga kita semua mendapatkan taufik dan pertolongan dari Allah untuk tetap melangkah dan berjalan di titian yang benar. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita, menjadikan keluarga dan anak-anak kita sebagai orang-orang saleh yang berilmu tinggi dan berakhlak mulia. Semoga Allah menenteramkan hidup kita dengan rezeki yang halal, mudah dicari dan cukup di hati. Amin ya Rabbal Alamin…

Pasuruan, 16 Sya’ban 1440 H

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

d. Nawawy Sadoellah
Katib Majelis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri

Reporter: Afifuddin
Editor: Royhan Rikza

Silakan tulis komentar Anda

Tinggalkan Balasan