WhatsApp Image 2018-12-01 at 00.45.12

HMASS.CO, Malang—Sabtu, (17/11/18) malam, Pengurus Cabang Harakah Mahasiswa Alumni Santri Sidogiri (PC HMASS) Malang, menyelenggarakan kajian Ahlussunnah wal Jamaah (Annajah) dengan tema Aktualisasi Ahlussunah wal Jamaah dalam Bingkai NKRI.

Kajian Annajah yang berlangsung di Yayasan Panti Asuhan As-Syiddiqi As-Syuhada’, Blimbing, Kota Malang ini menghadirkan KH. Idrus Ramli, Dewan Pakar Annajah Center Sidogiri (ACS) yang saat ini tinggal di Jember.

Kajian Annajah yang kurang lebih 70 peserta tersebut menadapat respon yang sangat positif. Terutama bagi mereka yang haus akan pencerahan mengenai isu-isu terkini mengenai Ahlussunnah wal Jamaah.

Saking asyiknya, mereka yang hadir bukan saja dari kalangan pengurus, anggota, dan simpatisan HMASS Malang. Bahkan selain dari anak asuh yang berada di Yayasan Panti Asuhan As-Syiddiqi As-Syuhada’, acara yang digelar hingga hampir lewat tengah malam itu, juga dihadiri alumnus PP Nurul Jadid, Paiton Probolinggo, dan PP Salafiyah Syafi’iyah, Situbondo.

Pada sesi penyampaian materi, KH. Idrus Ramli menyampaikan betapa pentingnya mengaktualkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah pada era millenial seperti saat ini. Banyak orang-orang kota yang suka bertanya, maka bikin saja bagaimana Ahlussunnah wal Jamaah itu dapat dipahami dengan cara tanya-jawab.

Seperti orang yang sedang berkenalan, maka akan bertanya siapa nama anda, asal mana, dari mana, dan macam-macam pertanyaan lainnya seputar perkenalan. Nah, disini tuga kita bagaimana sifat wajib Allah yang 20 itu, kita bahasakan sebagaimana kita sedang berkenalan.

“Jika seperti ini cara kita menyampaikan tentang Ahlussunnah wal Jamaah, sudah pasti banyak orang awam yang akan segera paham” ujar beliau.

Namun tidak hanya itu saja, lanjutnya, selain kita harus lihai untuk mengaktualkan tentang 20 sifat wajib itu, kita juga mesti paham betul tentang 20 sifat wajib. Jika misalnya dari kalangan Wahabi memiliki pemahaman tentang rububiyah dan uluhiyah-nya, kita juga harus tahu dalil-dalil dari satu persatu sifat wajib Allah.

“Kalau sudah paham dan matang, lalu kita aktualisasikan, niscaya orang-orang Wahabi akan bungkam” tegas penulis buku Wahabi Gagal Paham dua jilid yang diterbitkan Sidogiri Penerbit tersebut.

Sinergi Diskusi Aswaja Antara PC HMASS Malang, IPNU, dan IPPNU 

Sementara itu, pada Sabtu (3/11/18), bersama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), PC HMASS Malang gelar diskusi kajian Aswaja di Masjid Tarbiyah, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Bertemakan Aktualisasi dan Estetika Aswaja di Era Milenial kajian tersebut menghadirkan senior HMASS Malang. Mereka adalah pembicara andalan bagi PC HMASS Malang dalam mengupas kajian Ahlussunnah wal Jamaah. Mereka adalah Ust. Abdul Wahid, M.Pd.I, alumnus Magister UIN Malaki; Ust. Tamim Mulloh, M.Pd, dosen Bahasa dan Sastra Arab UIN Maliki dan Ust. Abdul Azis, M.HI., dosen di Fakultas Syariah UIN Maliki.

Kajian yang dimoderatori oleh A. Izzul Ilmi Muhammad itu, masing-masing pemateri mengambil sudut pandang tema yang berbeda. Pemateri pertama, Ust. Abdul Wahid menegaskan tentang Tauhid Uluhiyah dan Rububiyah yang merupakan ajaran aliran Salafi.

Pemateri kedua, Ust. Tamim Mulloh, M.Pd menjelaskan tentang pentingnya menjadi orang NU yang militan. Beliau berkata, “Orang NU harus tahu tentang Aswaja. Jika orang NU tidak paham aswaja, maka akan menjadi generasi yang tidak militan” terang da’i kondang asal Malang Selatan tersebut.

Sedangkan pemateri ketiga, Ust. Abdul Azis, M.HI menyampaikan tentang pentingnya berdakwah melalui media sosial. Apalagi bagi kalangan remaja saat ini, sebagai generasi milenial. Menurutnya, kita harus mengimbangi kelompok sebelah yang hendak memecah belah Islam. “Caranya? Kita ya harus serang mereka dengan menyebarkan hal-hal positif” ujar pria asal Sampang ini.

Menanggapi acara diskusi yang cukup hangat dan dihadiri puluhan aktivis lintas organisasi tersebut, Muhammad Anis, Ketua PC HMASS Malang sangat berharap acara kajian aswaja seperti bisa diagendakan menjadi kegiatan rutin.

“Lebih-lebih jika dihadiri lintas organisasi yang dapat membangun sinergitas dan memantapkan ukhuwah sesama generasi penjaga ahlussunnah wal jamaah di dunia akademik” ungkap pria asal Bawean itu. []

Reporter: Moh. Nailur Rohman

Editor: Moh. Nadi

 

Silakan tulis komentar Anda

Tinggalkan Balasan